Sidrap, indotime.com – Seiring dengan viralnya sebuah video mesum yang berdurasi 1 menit 48 detik dan beredar di TikTok, yang menunjukkan seorang wanita berinisial NE sedang berhubungan intim dengan seorang pria, pihak keluarga WE, suami sah NE, angkat bicara untuk mengklarifikasi situasi sebenarnya.
Video yang sempat menghebohkan jagad maya ini menampilkan wanita dalam kondisi telanjang saat siaran langsung di TikTok, disertai dengan desahan yang menandakan hubungan intim.
Awalnya, informasi yang beredar menyebutkan bahwa pasangan dalam video tersebut adalah suami istri dari Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap.
Namun, dalam klarifikasinya, Saharia, anggota keluarga WE, menegaskan bahwa pria yang berada di video tersebut bukanlah WE, melainkan seorang selingkuhan NE.
Saharia menjelaskan jika wanita dalam video yang viral itu benar adalah NE, namun pria yang ditemani berhubungan intim itu bukan WE, bukan suami NE, tetapi pria lain, “Bukan dengan suaminya,” ujarnya.
Klarifikasi ini disampaikan sebagai bentuk protes dan kekesalan keluarga WE atas pengkhianatan yang dilakukan oleh NE.
“Kami merasa malu dan dirugikan dengan adanya video tersebut. Meskipun memang akhir-akhir ini hubungan WE dan NE tidak harmonis, namun hal ini tidak seharusnya menimbulkan spekulasi yang tidak benar,” ujar Saharia, Minggu, 11 Agustus 2024.
Sebelumnya, video viral ini memicu kepanikan dan kekhawatiran masyarakat, terutama karena tayangan tersebut dapat diakses oleh publik, termasuk anak-anak. Pihak Kepolisian Sektor Watang Pulu, yang dikonfirmasi oleh Kapolsek IPTU Ahmad Tangko, telah menerima laporan dan sedang memproses kasus ini.
Kapolsek menegaskan sudah mendapat informasi awal mengenai video tersebut, “Kami sudah mendapat informasi mengenai video tersebut dan sedang memproses laporan yang masuk,” akunya
Pihak keluarga WE berharap dengan adanya klarifikasi ini, masyarakat dapat memahami situasi sebenarnya dan tidak lagi membuat spekulasi yang bisa merugikan pihak-pihak terkait. Keluarga juga meminta agar video tersebut tidak lagi disebarluaskan untuk menghindari dampak negatif lebih lanjut.
Kasus ini mengingatkan kita akan pentingnya verifikasi informasi sebelum menyebarluaskannya, serta dampak yang bisa ditimbulkan dari penyebaran konten yang sensitif dan pribadi.(*)
Tinggalkan Balasan