Bali, indotime.com – Drama politik semakin memanas di tubuh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) setelah Muktamar ke-6 yang digelar di Nusa Dua, Bali, menjadi pusat kontroversi. 

Camellia Panduwinata Lubis, politisi PKB yang dikenal tegas, secara mengejutkan memberikan dukungan penuh terhadap muktamar di Bali. 

Namun, ia tidak segan-segan melayangkan kecaman keras terhadap kegiatan yang mengaku sebagai muktamar tandingan di Jakarta.

Dalam konferensi pers yang digelar malam tadi di Hotel Mahogany Bali, Camellia dan fungsionaris DPP PKB mengungkapkan sikap mereka yang menegaskan bahwa Muktamar PKB di Bali adalah sah dan sesuai dengan ketentuan. 

Camellia menyebut bahwa muktamar di Bali merupakan langkah strategis yang penting, sementara kegiatan di Jakarta yang mengaku sebagai muktamar tandingan dianggapnya sebagai upaya merusak stabilitas dan keutuhan PKB.

“Ketika muktamar di Bali, dihadapkan pada berbagai isu dan ketegangan internal, beberapa pihak justru mencoba menciptakan kerumunan tambahan dengan menggelar muktamar tandingan di Jakarta. Ini jelas tindakan yang merugikan dan tidak terpuji,” ujar Camellia dengan nada menegaskan.

Menurut Camellia, Muktamar Bali, meskipun menghadapi protes dari sejumlah kalangan di Bali, telah mendapatkan dukungan solid dari ratusan DPC PKB di seluruh Indonesia. 

Ia menilai bahwa muktamar ini dilaksanakan dengan penuh transparansi dan mengikuti prosedur yang berlaku, terlepas dari penolakan lokal yang dinilai tidak beralasan.

Di sisi lain, fungsionaris PKB yang mendukung muktamar di Bali, mengklaim bahwa muktamar tandingan di Jakarta yang akan diadakan pada 2-3 September 2024 adalah bagian dari manuver politik yang bertujuan untuk menggagalkan muktamar sah PKB di Bali. 

Mereka menuduh adanya kepentingan politik pribadi di balik upaya tersebut.

“Proses muktamar di Bali tidak dapat dipandang sebelah mata, dan segala upaya untuk mengacaukannya di Jakarta hanyalah strategi untuk mengalihkan perhatian dan menghancurkan kesatuan partai,” tambah Camellia dengan tegas.

Dukungan Camellia dan fungsionaris DPP PKB menegaskan perbedaan tajam antara kedua muktamar, dengan Muktamar Bali dianggap sah dan strategis, sementara muktamar Jakarta dicap sebagai usaha yang merusak. 

Perpecahan internal ini menunjukkan ketegangan yang semakin meningkat di PKB, dan waktu akan membuktikan siapa yang akan keluar sebagai pemenang dalam persaingan politik ini. (*)

Dapatkan berita terbaru di Indotime.com