Sidrap, indotime.com — Golkar kembali mencetak sejarah. Di Kabinet ‘Merah Putih’ Prabowo-Gibran, mereka menggenggam kursi terbanyak. Ini bukan sekadar angka. Ini pintu. Jalan.
Bagi Sidrap, ini bisa jadi karpet merah. Apalagi kalau duet HAMAS NA—H. Mashur dan H. Nasiyanto—menang di Pilkada Sidrap 2024. Pemerintah pusat dan daerah, seperti tarikan napas yang sama. Satu irama, satu nada. Bisa mulus, bisa meledak. Tergantung kemudi.
HAMAS NA tahu betul, pendidikan adalah akar. Tanpa akar kuat, pohon tumbang. Program Macca adalah janji mereka.
Sekolah-sekolah yang rusak akan diperbaiki, dibalut teknologi modern. Pendidikan berbasis digital. Beasiswa, dari SD hingga perguruan tinggi, akan mengalir seperti air.
Dan ini sejalan dengan visi pusat: mendorong Indonesia menuju era digital. Ini selaras. Tak perlu gesekan, tinggal gas.
Sidrap selalu jadi lumbung padi. Tapi, bagaimana jika harga gabah tak stabil? Harga pakan ternak melonjak? Program Mario HAMAS NA menawarkan solusi.
Mereka janji, harga gabah stabil di Rp 6.500 – Rp 7.500 per kilogram. Bukan angka semata, ini hidup petani. Pupuk? Mereka akan menjamin stok tak seret. Irigasi lancar.
Dari pusat, ada dorongan untuk industrialisasi. Sidrap bisa jadi pionir, dengan menjadikan Pitu Rawa dan Pitu Riase sebagai kawasan industri berbasis buah-buahan. Senyawa? Jelas.
Program kesehatan Madising menargetkan rumah sakit regional. Pusat punya rencana serupa: memperluas akses layanan kesehatan.
Apalagi dengan BPJS gratis yang terus disempurnakan. Di sisi lain, Madeceng menjanjikan jalan-jalan desa dan jembatan yang mulus. Ini sejalan dengan visi besar infrastruktur nasional.
Intinya. Jika Golkar di pusat jadi kekuatan utama, HAMAS NA bisa memetik manisnya. Mereka bisa jadi jembatan. Satu benang merah.
Sidrap bisa jadi model kecil dari program nasional. Apakah jalan itu akan mulus? Waktu yang akan jawab. Tapi, satu hal pasti: pusat dan daerah bisa seiring sejalan, jika kemudi dipegang oleh orang yang tepat.(*)
Tinggalkan Balasan