Jakarta, indotime.com – Warga Desa Uimanu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dibuat geger dengan penemuan bangkai paus sperma raksasa sepanjang 17,3 meter di Pantai Pindu Hurani. Penemuan ini sontak menjadi perhatian publik, mengingat paus dengan diameter 11 meter tersebut merupakan spesies yang dilindungi penuh.

Bangkai paus pertama kali terlihat mengapung oleh warga pada 5 November 2024, sebelum akhirnya terdampar dan ditemukan dalam kondisi membusuk. Proses penanganan bangkai berlangsung dramatis akibat tantangan cuaca buruk dan pasang air laut, yang memaksa tim penyelamat menunda evakuasi hingga dua hari.

“Kondisinya sudah tahap pembusukan awal, status ‘Kode 3’. Kami langsung melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk penanganan,” ujar Imam Fauzi, Kepala BKKPN Kupang, dalam keterangannya, Rabu (20/11).

Proses evakuasi berlangsung pada 9-10 November, dengan menggunakan metode pembakaran bangkai. Metode ini melibatkan aparat desa, BBKSDA Resort Sumba, dan masyarakat setempat yang bergotong-royong menangani paus berukuran kolosal tersebut.

Tak hanya fokus pada penanganan, tim dari BKKPN Kupang juga memberikan edukasi kepada masyarakat terkait perlindungan mamalia laut dan tata cara pelaporan jika kembali menemukan biota laut terdampar.

Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut, Victor Gustaaf Manoppo, menegaskan bahwa paus sperma (Physeter macrocephalus) adalah spesies yang mendapat perlindungan penuh, baik di tingkat nasional maupun internasional.

“Penanganan mamalia laut terdampar harus dilakukan cepat dan sesuai prosedur. Ini penting untuk menjaga ekosistem laut dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan konservasi biota laut,” tegas Victor.

Kasus terdamparnya paus sperma di perairan Indonesia memang bukan hal baru. Namun, insiden ini kembali menjadi pengingat akan pentingnya langkah cepat dan terkoordinasi dalam menjaga kelestarian laut. Kejadian ini juga mencerminkan komitmen Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, untuk memastikan pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan.

Paus sperma, salah satu makhluk laut terbesar di dunia, kini menjadi simbol penting dalam upaya pelestarian ekosistem laut yang semakin terancam.(wahyu)

Dapatkan berita terbaru di Indotime.com