Langkah ini memberikan dampak positif dari segi pendidikan dan ekonomi, karena siswa mendapatkan pengalaman kerja nyata yang relevan dengan bidang logistik. Mereka dilibatkan dalam pengelolaan distribusi minyak Hefico, sehingga dapat meningkatkan keterampilan kerja sekaligus menumbuhkan jiwa kewirausahaan.
Namun, di sisi lain, minyak jelantah atau minyak goreng bekas masih banyak digunakan oleh masyarakat karena alasan ekonomi. Menurut H. Hanafi, seorang pengusaha minyak jelantah, penggunaan minyak ini hingga tiga kali atau lebih dapat berdampak serius pada kesehatan. “Penggunaan minyak jelantah secara berulang kali meningkatkan risiko gangguan kesehatan seperti kolesterol tinggi, penyakit jantung, bahkan kanker jika digunakan dalam jangka panjang,” jelas Hanafi kepada Katasulsel.com pada Sabtu 28 Desember 2024.
Selain risiko kesehatan, minyak jelantah juga memiliki dampak negatif bagi lingkungan. Minyak bekas yang dibuang langsung ke got atau saluran air dapat menyebabkan penyumbatan aliran air. Akibatnya, saluran air tidak berfungsi dengan baik, sehingga memperbesar potensi banjir di kawasan perkotaan, terutama di Jakarta yang sudah rentan terhadap masalah tersebut.
Pengelolaan minyak jelantah di beberapa wilayah juga menyentuh aspek sosial. H. Hanafi mengungkapkan bahwa bisnis ini melibatkan anak-anak putus sekolah dan komunitas motor yang mencari penghidupan. Setidaknya delapan pekerja terlibat dalam kegiatan ini, mengolah dan mengelola minyak bekas sebagai sumber penghasilan. Meski memberikan kesempatan ekonomi, kondisi ini menunjukkan tantangan sosial yang harus diatasi, yakni memastikan kelompok rentan ini memiliki akses pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik.
Mengatasi masalah ini membutuhkan langkah terpadu. Salah satunya adalah mendorong masyarakat untuk beralih menggunakan minyak berkualitas seperti Minyak Hefico yang aman bagi kesehatan. Selain itu, pengelolaan minyak jelantah juga perlu ditingkatkan, misalnya dengan mengolahnya menjadi biodiesel atau produk turunan lain yang bernilai ekonomis, sehingga tidak mencemari lingkungan.
Pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat juga perlu bergandengan tangan dalam edukasi tentang bahaya minyak jelantah, baik dari segi kesehatan maupun dampaknya terhadap lingkungan. Program daur ulang dan pengumpulan minyak jelantah secara terorganisir juga bisa menjadi solusi untuk mengurangi dampaknya di masyarakat.
Minyak goreng, baik yang baru maupun bekas, sejatinya menjadi bagian dari keseharian kita. Oleh karena itu, pengelolaan yang baik, disertai edukasi yang tepat, akan membantu masyarakat menjaga kesehatan, melestarikan lingkungan, dan mendukung kesejahteraan sosial secara berkelanjutan.
Tinggalkan Balasan