Jeneponto, indotime.com – Langit Jeneponto pagi itu cerah. Tapi ada yang lebih cerah dari langit: tekad sang Pj Bupati, Junaedi B. Pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-96, ia tegaskan komitmen. Bukan hanya soal janji, tapi tentang harapan masa depan yang bebas buta aksara.
Di hadapan para pemuda, Junaedi tak bicara panjang lebar. Pesannya jelas: kebersamaan adalah kunci. Kolaborasi harus menyeluruh, lintas sektor. Sebab, fakta mengejutkan masih menghantui. Banyak anak-anak di bangku sekolah tinggi yang belum bisa membaca dan menulis dengan baik.
“Momen Sumpah Pemuda ini adalah pemacu semangat kita,” katanya, mantap. “Kerja sama lintas sektor itu perlu. Karena buta aksara bukan hanya urusan pemerintah. Ini tanggung jawab bersama—sekolah, organisasi pemuda, komunitas pendidikan, dan orang tua harus bersinergi.”
Bukan hanya bicara, Junaedi membawa rencana. Ia mendorong pembentukan kelas literasi, sesi membaca kreatif, hingga pelatihan literasi digital. Semua demi menarik minat anak-anak agar lebih dekat dengan bacaan.
“Ini bukan solusi sekali pakai,” katanya lagi. “Kami ingin yang berkelanjutan.” Ia mengimpikan akses buku yang mudah, aplikasi pendidikan, dan dukungan penuh dari pemangku kepentingan pendidikan. Semua ini demi Jeneponto yang lebih cerdas.
Tak ada kata mundur. Semangat Sumpah Pemuda kini menyala dalam hati pemuda Jeneponto. Bersama mereka, Junaedi optimis. Buta aksara harus dan akan dituntaskan. Sebab masa depan yang lebih cerah tak bisa menunggu lagi.(aswin)
Tinggalkan Balasan